Article Detail

Nikmatnya Kerak Telor Betawi

“Ibu Guru, aku nggak  suka Kerak Telor!” begitulah celoteh salah seorang murid TK Tarakanita 3 pada saat dijelaskna oleh ibu guru tentang makanan khas Betawi yaitu kerak telor. Pertanyaan itu dilontarkan saat kunjungan TK Tarakanita 3 ke Museum Fatahillah pada hari Selasa, 6 Maret 2018. Ibu guru hanya tersenyum lalu  mengajak anak-anak menuju salah satu sudut Museum Fatahillah yang terdapat abang penjual kerak telor lengkap dengan perlengkapan dagangannya.

Ibu guru menjelaskan bahwa kerak telor adalah makanan khas betawi. Mereka kemudian diminta untuk memperhatikan abang penjual kerak telor, mulai dari memilih telur yang akan dimasak, bahan-bahan racikan bumbu, sampai cara memasaknya. Anak-anak takjub memperhatikan abang penjual kerak telor memproses berbagai bahan tersebut menjadi makanan yang begitu harum baunya.

Setelah selesai dimasak, ibu guru membawa kerak telor yang harum itu ke bawah pohon rindang di pelataran museum. Ibu guru bertanya siapa yang ingin mencoba kerak telor tersebut. Anak-anak serta merta mengangkat tangan dengan antusias. Kerak telor yang sudah dipotong-potong kecil itu pun dibagi kepada suluruh murid. Saat ibu guru bertanya, “Siapa yang suka kerak telor?” dengan serempak mereka menjawab “Sayaaaa!!!”.  Senangnya menikmati kerak telor Betawi! (Rist)







Nikmatnya Kerak Telor Betawi

     “Ibu Guru, aku nggak  suka Kerak Telor!” begitulah celoteh salah seorang murid TK Tarakanita 3 pada saat dijelaskna oleh ibu guru tentang makanan khas Betawi yaitu kerak telor. Pertanyaan itu dilontarkan saat kunjungan TK Tarakanita 3 ke Museum Fatahillah pada hari Selasa, 6 Maret 2018. Ibu guru hanya tersenyum lalu  mengajak anak-anak menuju salah satu sudut Museum Fatahillah yang terdapat abang penjual kerak telor lengkap dengan perlengkapan dagangannya.

     Ibu guru menjelaskan bahwa kerak telor adalah makanan khas betawi. Mereka kemudian diminta untuk memperhatikan abang penjual kerak telor, mulai dari memilih telur yang akan dimasak, bahan-bahan racikan bumbu, sampai cara memasaknya. Anak-anak takjub memperhatikan abang penjual kerak telor memproses berbagai bahan tersebut menjadi makanan yang begitu harum baunya.

     Setelah selesai dimasak, ibu guru membawa kerak telor yang harum itu ke bawah pohon rindang di pelataran museum. Ibu guru bertanya siapa yang ingin mencoba kerak telor tersebut. Anak-anak serta merta mengangkat tangan dengan antusias. Kerak telor yang sudah dipotong-potong kecil itu pun dibagi kepada suluruh murid. Saat ibu guru bertanya, “Siapa yang suka kerak telor?” dengan serempak mereka menjawab “Sayaaaa!!!”.  Senangnya menikmati kerak telor Betawi! (Rist)





Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment