Hari ini, Jumat 22 Juli 2016 KB-TK, SD dan  SMP Tarakanita 3 mengadakan Misa awal tahun ajaran 2016 – 2017 di halaman sekolah pukul 07.00 – 08.15 dipimpin oleh Romo Folatta, C.I.C.M. Misa ini diikuti oleh seluruh guru, karyawan dan anak – anak KB-TK, SD dan SMP Tarakanita 3.

Hari ini Senin tanggal 18 Juli 2016 adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan semester genap dan libur Hari Raya Idul  Fitri. Anak – anak terlihat berlarian di halaman bersama orang tua dan anak lainnya. Keceriaan tampak dalam raut wajah sebagian anak,  mereka senang dengan lingkungan barunya.

Perayaan Natal adalah suatu peristiwa yang mulia, yaitu kelahiran Yesus, di mana Allah telah menjadi manusia, sebaliknya kebanyakan Umat Kristen beranggapan bahwa itu adalah tanggal sesungguhnya Yesus lahir.Walaupun Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan perayaan Natal bisa saja kita terima sebagai tanggal perayaan di seluruh dunia untuk merayakan kedatangan Juru selamat ke dalam dunia. Pada waktu bulan Desember kita memiliki kesempatan luar biasa menjadi saksi Yesus dan untuk memberitakan Injil. Tanggalnya tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah kesempatan dan kebebasan pemberitaan Injil itu.

Perayaan Natal adalah suatu peristiwa yang mulia, yaitu kelahiran Yesus, di mana Allah telah menjadi manusia, sebaliknya kebanyakan Umat Kristen beranggapan bahwa itu adalah tanggal sesungguhnya Yesus lahir.Walaupun Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan perayaan Natal bisa saja kita terima sebagai tanggal perayaan di seluruh dunia untuk merayakan kedatangan Juru selamat ke dalam dunia. Pada waktu bulan Desember kita memiliki kesempatan luar biasa menjadi saksi Yesus dan untuk memberitakan Injil. Tanggalnya tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah kesempatan dan kebebasan pemberitaan Injil itu.

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.^[2]